Katarsis

on Thursday, May 1, 2008

Mingu ini, aku dan officer FHI lainnya dari Jakarta, Kepri dan Jatim melakukan fasilitasi staf lapas/rutan untuk wilayah2 tersebut di Yogya. Kali ini menyasar pada peran media komunikasi-informasi-edukasi, khusus lapas/rutan. Bagiku, ini merupakan sebuah proses pelatihan yang unik. Unik, karena kami sebagai fasilitator tidak menggunakan batasan referensi terlebih dahulu, hanya berbasis pada sebuah tujuan. Yaitu "bagaimana para staf lapas itu mampu memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan dan mengembangkan media sebagai alat komunikasi&edukasi di lapas". Setiap dari kami, dengan sangat bersemangat berusaha menggagas konsep dan mencipta implementasinya 12 jam sebelum pelatihan 3 hari itu dimulai. Dan ternyata, cara "edan" itu pun cukup berjalan secara memuaskan. Indikatornya adalah : peserta merasa puas menerima beberapa input dan update informasi plus skill dengan metodologi andragogi yang mempersilahkan segala potensi yang mereka miliki (individu maupun kelompok) dielaborasikan dengan tujuan tiap sesinya. Lalu, puas dirasakan dari kami sebagai fasilitator yang telah membawa peserta terlibat penuh sehingga melebihi dari espektasi tujuan umum pelatihan..(kalau profesional fasilitator pasti sudah sibuk memencet kalkulatornya, untunglah kami ini hanya buruh upahan bulanan..hehe).


Senang, puas, ringan dan menyegarkan. Kesimpulan itulah yang aku dapat dari proses pelatihan itu. Namun yang ada beberapa hal yang "mengganggu" sekaligus "memuaskan" di luar rangkaian sesi itu. Kebetulan aku bekumpul dengan kawan-kawan dari propinsi lain yang kadang optimis tetapi tidak kalah seringnya pesimis menghadapi urusan program, birokrasi, komunitas, advokasi, sumber daya LSM, perda, aturan-aturan lokal lainnya semua hantu belau terkait HIV & AIDS. Di saat-saat tertentu kami sering melakuan pembicaraan.Tidak hanya aku yang gelisah. Keputus-asaan tampak jelas menjadi atmosfer diskusi hangat kami. Tapi tidak jarang juga luapan ide, imajinasi, mimpi dan kemarahan atas kebijakan atas sistem pun saling kami lontarkan. Yang kesemua itu mengarah pada : PERUBAHAN!. Perubahan yang kami maksud dimulai dari : teknis sasaran program ini, siapa melakukan apa, dimana, kapan, bagaimana hingga perubahan sistemik kebijakan negara atas situasi ini saat ini dan kedepan.

Fuihhh.......panjang sekali dan sedikit melegakan. Lontaran-lontaran ide dan makian buruh-buruh proyek USA atas negeri ini pun tampak bersemangat. Bahkan beberapa kali kami pun membayangkan langkah-langkah bijak pada yang harusnya dilakukan oleh lembaga ataupun negara donor / penyumbang. Kalimat conditional yang lebih banyak kearah tipe II dan III, dalam tata bahasa pelajaran bahasa Inggris menyebutnya. Yang intinya : lebih banyak mustahilnya...If i could being the donors, i would...bla..bla... hehehe....

Sekali lagi yang aku dapatkan di Yogya, adalah kesenangan. Senang bisa membicarakan diri sendiri dan orang banyak atas kerja yang tak kunjung usai ini. Melepaskan kemarahan, ketidakpuasan, mengakui kekuatan kelompok-kelompok lainnya (yang selama ini dianggap "pesaing"), berharap-harap atas perubahan, mengakui kebrengsekan sistem dan jujur atas kebodohan selama ini ternyata..sangat menyenangkan! Melegakan! Sangat membebaskan! Haaahhhh...........Walau hanya sejenak. Sangat sejenak. Karena tidak kalah sekejap, kenyataan menyuguhkan ketertidakpihakan pada orang-orang seperti kami atas kondisi ideologi dan intelektual yang terjajah. Karena faktanya : kebijakan para cukong kami masih membidik dan mengintervensi "hilir" atau "dampak" dari rangkaian proses ketidakadilan sosial ini sebagai "setoran" kerja kacung-kacung mereka. Kebijakan yang absurd!

Setidaknya aku dan kawan-kawan masih bisa ber"katarsis"..semoga
Selamat Hari Buruh!

wassalam

@

1 comments:

Anonymous said...

katarsis itu mungkin juga subuh kebutuhan ya? Manajemen stress juga kali ya? Hemm,,,sudah pernah aku lakukan, tapi baru tahu namanya itu katarsis..
makasih banyak ya.

audrey