Gonna be : AYAH

on Thursday, July 5, 2007


Senin lalu (tanggal 9 Juli 07), aku menemani istriku (Nina) memeriksakan kehamilannya ke dokter Lilien di tempat prakateknya di Erlangga. Itu adalah pemeriksaan ketiga dari selama kami mengetahui bahwa Nina hamil. Pemeriksaan di Erlangga yang juga kediaman dr. Lilien adalah kali pertama bagi kami.

Pemeriksaan pertama adalah di RSIB Hermina dengan dokter Wijayanto..hmm sepertinya istriku tidak begitu nyaman, karena dokter tersebut (selain laki2..hehe) juga tidak terlalu "well inform" tentang kondisi pasiennya..Kalo masalah dokternya laki2 sich gak jadi soal banget, kan belum tentu orientasi seksnya hetero, siapa tau "lekong prewong"! siapa tau lho.. :)

Dokter pertama ini ya...pada umumnya dokter sich ya seperti itu...sedikit bicara..(bahkan sering tidak jelas) dan sering menggunakan bahasa2 "langit"nya "REJIM MEDIS" ketika terpaksa menerangkan sesuatu kepada pasiennya..ya semakin komplitlah "stigma" pada umumnya pasien di mata dokter yaitu : "Gue itu dokter, lu pasien..yang tau ya gw doang..!!!" hahaha...

Untunglah..jauh2 hari..bahkan sejak awal pernikahan, aku dan istriku selalu membekali informasi tentang kehamilan..kesehatan ibu...proses kelahiran..kesehatan bayi hingga antibiotik dan obat2 sederhana lainnya. Buku..internet (millist dan browshing), majalah, VCD dan diskusi dengan beberapa teman dokter juga teman2 yang sudah menjadi orang tua menjadi asupan info sehari2 bagi kami..

Yang aku kagumi dari Nina, di setiap kesempatan hari2 kerjanya ia selalu menyempatkan berdiskusi di millist tentang kehamilan..jujur saja intensitas Nina mencari info lebih "kencang" dari pada aku..ya maklum lah...namanya juga "buruh" neolib...dengan setumpuk target program dan laporan2 santapan tiap hari... :)

Bahkan ada cerita lucu..Suatu ketika Nina membeli beberapa buku tentang kehamilan dan kesehatan ibu dan anak di sebuah pameran buku..Dan pihak penyelenggara panitia menggelar undian berhadiah bagi siapa yang membeli buku. Ternyata dia memenangkan undian pameran tersebut. Bukan apa2 ternyata hadiahnya adalah : sebuah TELEVISI 17 inch!!!Senang? ya jujur senang..tapi menurutku itu sama sekali kontradiktif!!!! Wong pameran buku...dengan tujuan orang membeli buku dan nantinya dibaca koq malah menghadiahkan TV (audio visual product) yang menyihir orang untuk meninggalkan buku dengan berjam2 menonton TV!!!..Aneh...aneh....???

Oya, kembali lagi ya...Untuk pemeriksaan kedua kami memutuskan untuk periksa ke dr. Lilien tetapi di RS. Elisabeth karena waktunya pagi dan tidak sepadat antrian di Erlangga..cocoklah untuk suami istri yang jadi buruh seperti kami. Hanya saja untuk pemeriksaan ketiga, kami ingin mencoba di tempat praktek dokter (yang juga kebetulan putri pertama seorang profesor obsgyn ternama di Indonesia : Prof. Untung) yang ada di Erlangga.

Ya..ramai sekali antriannya..dan no urut yang sudah kami pesan 1 minggu yang lalu pun tetap mengharuskan kami mengantri. Setelah menunggu 1 jam..."No 12!, Nonya Barina..." suara cempreng suster penjaga pun mengakhiri penantian kami. Kami pun masuk...terjadi dialog kami dengan dokter perempuan separoh baya itu yang tampak casual dengan penampilannya yang santai dan murah senyum. Jelas dan sangat terdokumentasi "rekam medis" Nina sangat komplit...dengan bantuan buku catatan dan laptop yang ia miliki..."hospitalilty...smart dan quick respons" itu lah kesan yang aku tangkap dari dokter tersebut selama proses pemeriksaan istriku...

Aku melihat janin dalam rahim Nina...ukurannya HANYA 10 cm!!! Tampak jelas di layar USG..detak jantungnya sangat terlihat...gerakannya, sesekali menunjukkan : aktifitas "darah dagingku" yang cukup lasak! Perkiraan usia janin itu adalah 3,5 bulan..ia tampak sehat..Alhamdulillah sejauh ini ia dan istriku baik2 saja..semoga seterusnya pun demikian..Amin..

Jujur perasaanku sangat terharu...bahagia...aku dan Nina tidak menyangka ternyata kami sudah mendapat amanat Tuhan untuk sebuah kehidupan dari hubungan kami..Alhamdulillah..

Semoga kami dapat menjaga amanah-Mu..Amin...

Setelah cukup berharu2.. :) kami pun diharuskan menghadapi kenyataan "ke dokter itu tidak murah" hahahaha....ya..tidak mengapalah...karena dokter pun butuh biaya besar ketika mereka sekolah..hanya saja semoga kami dan pasien2 lainnya tidak menjadi "korban" konspirasi industri farmasi dengan dokter atau rumah sakit!!!! Semoga hati nurani dokter2 di Indonesia pun terbuka untuk banyaknya orang kecil yang susah secara ekonomi dan harus menghadapi masalah kesehatan..Amin..

"Terpujilah HUGO CAVEZ (Presiden Venezuela) yang mengancam menasionalisasi rumah sakit2 swasta yang memberlakukan tarif mahal bagi masyarakat!!!"

"Tuhan, kapan negara ini punya pemimpin yang pro orang miskin?"
Semoga..semoga..SEMOGA!!!

Salam

@