Catatan Nusakambangan : Chapter II

on Monday, January 21, 2008

Oya menyambung tentang Nusakambangan...hmmm...kali ini karena Pulau yang 80% difungsikan sebagai pembinaan warga pemasyarakatan (bahasa dulu : narapidana) aku berkesempatan ke international Harm Reduction conference di Barcelona- Spanyol. Memang masih beberapa bulan lagi untuk persiapan, yaitu bulan May 2008 nanti. Hahaha...walaupun sudah resmi diterima oleh committe-nya sampai sekarang masih ribet ngurusin "tetek bengek" persiapan ke sana (hmm...tetek koq pake bengek ya? aneh..???)

Oya ini abstract yang aku susun, moga bisa bermanfaat untuk teman-teman...


Setting up Continum of Care for Prisoners in Nusakambangan Cilacap District, Central Java, Indonesia
Agus Aribowo

Abstract

Issues :
This advocacy aim to form the network of prevention, & CST for HIV/AIDS in Nusakambangan prison. For a while, activity done just to education but at same time HIV and AIDS cases in prison progressively mount.

Setting :
Primary audience in advocacy activity is : AIDS Commission, Prison of Nusakambangan, Health Department, Law & Human Right Department, NGOs, District Hospital, Public Health Care.

Human resources of medical services are as follows : 1 medical doctor, 1 dentist and 5 paramedics. Health facility still minimum. There were 4 prisoners died since 2004 till September 2007. There were 11 cases of HIV reactive among 200 prisoners tested by Margono Hospital in 2006. ART have been given to 2 PLWHA. Cilacap Hospital has not been trained yet for CST services.

Process :
Major role and competence in this situation should be District AIDS Commission. By signing agreement to Involve all audiences should deserve an effect on in this program. Advocacy to Law & Human Right Department of Central Java related to : policy support for HIV/AIDS program, especially in registration & delivery system of prisoners to Nusakambangan should be provided with the respective medical record. NGOs give the service HIV/AIDS education and health reference information for prison staffs and prisoners. Prison doctor give counseling of drug’s addiction in prison. Public Health Care as service reference health of base also medication of OI and STI. District Hospital as service reference CST.

All activities should be in line with agreement and SoP under District AIDS Commission coordination.

Outcomes :
All target audiences could set up comprehensive health services system supporting prisoners in Nusakambangan.

Key words :
Nusakambangan, Prisoner, HIV/AIDS, reference, comprehensive, coordination

Maafkan kami, karena rumah kami di atas bekas lahan sawah

on Thursday, January 17, 2008

Rumah hunian kami tidak dirasa hampir selesai. Itu pun kami ngeh baru 2 bulan yang lalu. Awalnya hanya ingin melihat2 sambil iseng berkunjung ke lokasi perumahan. Eh, ternyata pembangunan sudah dilakukan. Ada 6 tenaga tukang yang mengerjakan bangunan itu. mandornya adalah Pak Yudi. Bapak berusia 56 tahun itu sangat cermat mengawasi dan membantu langsung para anak buahnya. Aku dan istri sempat kaget, koq udah dibangun ya? dan ternyata itu adalah rumah pertama alias rumah contoh di areal cluster Balai Amarta yang ada di perumahan Tembalang Regency. Jadi selama ini, kamilah orang pertama yang membeli kapling di sana. Hahahaha...dasar pembeli yang aneh.


Rumah mungil tipe hampir 50 ini dibangun di atas lahan 108 m dan bekas sawah. Apa????? Sawah!!!! Berarti dulu penghasil beras dong? Wah, petaninya kemana ya? Berapa orang buruh tani yang harus menganggur? atau bekerja apa mereka sekarang? apa yang menggantikan konservasi air tanah kalao sawah dijadikan perumahan? semakin melenggangkan jalan pemerintah untuk melakukan import beras dan gabah kering dong, karena pertanian rakyatnya hancur...wah..wah...dari ekonomi mikro sampe makro nich dampaknya...Padahal rencana pengembang perumahan itu merencanakan perluasan pembangunan perumahan hinggal 50 Ha dan 90 % dibangun di atas lahan pertanian padi produktif!!!! Bapa Karl Marx, maafkan aku :)

Jadi sangat bertolak belakang dengan revoluasi agraria yang sejak dari dulu diperjuangkan oleh kelompok agraris. Kalau tidak salah mereja muncul di saat struktur ekonomi berlaku timpang dan menggusur wewenang tradisional, terus ketika proses kapitalisme makin menyuburkan komersialisasi pertanian dan meruntuhkan keimbangan sosial, ditambah lagi sistem agraria makin menggerus harapan petani dan hanya melayani kepentingan kuasa modal, saat itulah revolusi agraria muncul sebagai sebuah gerakan perlawanan. Hahaha.....kalau situasiku sekarang adalah : bukan komersialisasi pertanian tapi pemodal properti perumahan yang memangkas pertanian rakyat. Hmmm...absurd juga ya, sadar itu gak bener tapi tetep beli rumah di areal itu. Hahahahaha....Kalau berfikir dialektis, maka dengan membeli atau membangun rumah di atas lahan pertanian produktif, maka akan berdampak....apa ya? Ya sekarang ini, tempe saja menjadi mahal...karena import kedelai yang semakin tinggi dan kita selalu dipermainkan oleh internasional. Lalu kelangkaan bahan pangan pokok. Hal-hal itulah yang tidak habis fikir, negara yang mengklaim dirinya sebagai negara agraris harus mengadalkan import kedelai, gabah kering dan beras. Negara apa sebenarnya ini????? Tidak punya kerangka pembangunan pertanian yang jelas...eh bukan hanya pertanian ding...semuanya, hukum, good governance, ekonomi, sosial, politik, budaya...semuanya gak jelas..Tuhan ampuni para pemimpin negara yang rakus dan bodoh ini. Amin..Untuk lesson learned : JANGAN AMBIL RUMAH DI LAHAN PERTANIAN PRODUKTIF!!!! OK? Biar kami saja yang terlanjur...hahahahaha

Wassalam

@

Being AYAH


21 Desember 2007. Alhamdulillah, saat yang ditunggu –tunggu itu pun tiba. Memang lebih cepat 2 minggu dari perkiraan dokter. Dalam usia kandungan 37 minggu akhirnya Nina pun melahirkan putri kami. Saat itu, segala perasaan syukur, haru dan bahagia meramaikan tangisan lantang bayi kami. Syukur, ya karena Tuhan telah mengabulkan permohonan kami. Tuhan, dan memberikan kepercayaan itu pada kami. Kau telah beri anugerah bagi kami seorang bayi perempuan yang mungil..darah daging kami.Thank’s God for Your Gift :). Sedangkan haru, adalah ketika kenyataan itu merupakan kuasa Tuhan yang baik. Tepat sebulan yang lalu sebelum putri kami lahir, aku ditinggalkan orang yang paling berjasa dalam hidupku, orang yang selalu mencintai aku, mendoakan sekarang maupun masa depan ku. Orang yang pertama kali mengenalkan padaku apa makna kebajikan, keluhuran hati, serta kasih sayang. Ya..Ibu ku. Dalam kesempatan terakhir aku berbicara dengan ibu, ibu minta aku mendoakannya untuk tetap sehat agar dapat melihat anakku kelak. Ibu, cucu perempuan Ibu sudah lahir, sehat dan lucu. Doa kami selalu untuk Ibu. Bahagia, karena dialah anugerah terindah bagi kami, dan bahagia karena seutuhnya kami telah menjadi ORANG TUA…menjadi Ayah dan Bunda bagi putri kami. Alhamdulillah sekaligus selalu Bismillah :).


Aku dan Nina bersepakat menamakan putrid kami dengan : Khalilla Lintang Zaafarani. Hahahaha…ke-arab-araban ya? Tapi ada jawanya juga koq. Bisa dipanggil Khalilla, Lilla atau Lintang :) terserah komunitasnya nanti dimana :). Kalau dikombinasikan dari nama itu adalah : “kekasih yang menerangi dengan keharuman”. Proses bersepakat memberikan nama itu juga tidak mendadak. Kalau boleh mengenang prosesnya, dulu kalau anak kami perempuan aku ingin diberi naman : Aulia Bela Marjinal, dan kalau laki-laki aku ingin diberi nama Adnan Lawan Tirani. Semula sudah yakin, namun ketika sudah menginjak usia kandungan 7 bulan, aku jadi mikir-mikir lagi. Iya ya..nanti gimana mereka nanti ya kalau sudah besar. Hahahaha...Ternyata dari dulu pun Nina gak setuju-setuju banget kalo nanti dikasih nama itu. Dan akhirnya dimulai proses searching nama dan makna yang baik-baik. Bersyukur aku punya istri yang bijaksana, i love u Nina :). Alhamdulillah, aku bisa menemani Nina dari proses “bukaan ½”, kontraksi2 awal, sampai kontraksi yang “menggetirkan” yang dialami Nina hingga proses melahirkan pun..tak sedetik pun aku biarkan Nina merasakannya sendiri. Walaupun aku hanya bisa mendampingi, memberikan doa dan support kepada istriku yang sedang meregang nyawa, mempertaruhkan hidup dan mati demi kelahiran anak kami.

06.10 wib
Tidak membutuhkan proses yang lama setelah menunggu 20 jam (bukaan 1 hingga bukaan 10), hanya membutuhkan wakti 5 menit dengan ditangani dokter dan 7 orang perawat (hahahaha…main volley kali, karena saat itu pagi jam 6 dan tidak ada pasien yang melahirkan) Nina melahirkan bayi dengan normal dan sehat. Alhamdulillah.

Putri kami lahir di saat umat Islam masih dalam suasana sukacita, karena masih di suasana Idul Qurban. Beratnya 2,8 kg dan panjang 48 cm. Hari baik? Hahahaha…semua hari itu baik koq dalam pengertian sederhanaku yang orang awam ini. Yang jelas fenomena alam sudah menunjukan hujan deras yang berkepanjangan dan tak menentu. Ya, orang2 lingkungan bilang pengaruh global warming lah. Dan memang benar 4 - 6 hari setelah itu, beberapa daerah di jawa tengah mengalami tanah longsor dan banjir luapan Bengawan Solo. Terutama Solo. Hiks…tempat eyangnya Khalilla (syukurlah tidak terkena banjir). Tapi terlepas dari semua fenomena alam itu, semoga negara ini lebih cepat merespon situasi yang berpotensi bencana juga segera bersikap jika terjadi bencana. Ya semoga saja, moga-moga juga itu kali terakhir bencana yang terjadi di bumi pertiwi ini, sehingga kelak hanya menjadi “kisah” bagi Khalilla dan anak-anak muda lainnya. Bahwa negara ini PERNAH sudah bobrok selalu dilanda bencana pula. J Semoga. Amin

Yang jelas, sekarang aku memiliki tanggung jawab sekaligus kebanggan sebagai Ayah, dan ternyata itu juga tidaklah gampang. Namun, peranku ini tidaklah sempurna jika tidak ada peran istriku, Nina, Bundanya Khalilla yang selalu cermat dan responsive terhadap perkembangan putri kami. Alhamdulillah kedekatan dia dengan Khalilla terutama melalui ASI sangat luar biasa. Air mulia anugerah Tuhan itu sangat membantu kami dan Alhamdulillah Nina pun diberi kemudahan untuk mengucurkan asi-nya untuk Khalilla. Semoga terus berjalan hingga 6 bulan bahkan 2 tahun. Amin…Babak baru kehidupan kami pun telah kami tapaki…masih sangat baru..bismillah.


Wassalam

@